Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya meniatkan segala sesuatu untuk mendapatkan keridhaan dan kasih sayang Allah. Mencurahkan hati dan fikiranya hanya untuk Allah semata. Namun apa daya, kita hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf.
Risma, teman terbaik yang aku punya. Dia selalu membantuku di saat susah dan mengingatkanku untuk selalu bersyukur di saat senang. Kisahnya hijrahnya membuat motivasi tersendiri bagiku.
Di umur 15 tahun Risma memberanikan diri untuk menempuh jalan baru, mendekatkan diri pada Sang penguasa alam raya. Lika liku kehidupan yang harus dijalaninya pun membuatku tersentuh dan membangkitkan hasrat untuk mengikuti jalan hidupnya.
Usia15 tahun, tahap seseorang mulai mencari jati diri. Risma, yang tidak mempunyai guru pasti hanya bisa bersandar dengan mendengarkan ceramah para ulama’ dari sosial media. Ia selalu mencari tahu mengenai ilmu fiqih, bahasa arab, tafsir bahkan dia juga mulai menghafal Al qur’an.
Namun, tak jarang juga ia mendapatkan cemooh dari orang orang sekitarnya. Karena penampilan syar’i nya yang berbeda dengan teman sebaya.
Selain mendengarkan kajian para ustadz, Risma juga menerapkan ilmu yang diterima dalam kehidupan sehari hari. Ia tak pernah meninggalkan sholat 5 waktu maupun sholat sunnah lainnya.
Tak hanya itu Risma selalu melaksanakan puasa sunnah dan menginfakkan sebagian hartanya untuk orang yang membutuhkan.
Hidupnya terasa nyaman dan damai, walaupun Risma jauh dari orang lain namun dekat dengan Allah.
Puncaknya ketika Allah menguji keimanan Risma dengan menghadirkan cinta ke dalam hatinya. Cinta memang anugerah bagi setiap orang, namun tak banyak yang mengerti bahwa cinta yang anugerah itu dapat menjadi ladang neraka jika tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Begitu pula dengan Risma, keimanannya tergoyah ketika ia menjalin hubungan dengan laki laki yang bukan mahramnya.
Farhan, laki laki penghianat yang telah merasuki jiwa Risma. Dengan ketampanannya, membuat Risma jatuh hati dengan dirinya. Wanita mana yang tidak tertarik dengan ketampanan seseorang. Apalagi di umurnya yang masih beliau.
“ Udah makan belum ris ?”
Farhan menembakkan rayuan gombalnya.
“ belum, nanti aja lah lagi males makan nih”.
Risma merespon rayuan Farhan.
“ Makan dulu gih, nanti sakit lho “.
Ucap Farhan dengan kata kata manisnya
“ Ih, kamu tu yang seharusnya makan biar nggak sakit “.
Sahut Risma dengan wajah malu malu.
Kehidupan yang biasa digunakan untuk ibadah, sekarang habis hanya untuk sendau gurau dan perbuatan maksiat. Sholat wajib tertunda, ibadah sunnah pun tak terlaksana. hati yang dulunya hanya terdapat nama Allah, sekarang berubah menjadi nama Farhan.
Sebenarnya pada saat itu Risma menyadari akan hatinya yang mulai perlahan mati, namun dia menolak kebenaran itu dan tetap melakukan perbuatan yang menyimpang dari agama islam. Ya begitulah muslihat syaithan. Mereka menyelinap dalam hati manusia dan menolak kebaikan dengan menyesatkan pada keburukan.
Tak lama menjalani perbuatan dosa, Risma ditegur oleh Allah dengan penghianatan Farhan. Farhan berpaling kepada lain hati, dan meninggalkan Risma tanpa alasan yang pasti.
Hal itu membuat Risma sadar akan dosa yang diperbuatnya. Ia berbisik dalam hatinya “Apakah ini yang dimaksud dengan Cemburu-Nya Allah, Sang Maha Cinta ?”. Allah tidak ingin hambanya berpaling hati dari-Nya.
“ Selama ini, aku menduakan cinta Allah dengan cinta makhluk-Nya. Padahal Allah selalu membantuku di saat aku susah dan selalu bersamaku saat tidak ada makhluk yang mau berteman denganku. Hanya karena seorang lelaki playboy, aku rela melepas dan melupakan semua kebaikan Allah kepadaku”.
Sambil mengadap kaca, Risma berkata kepada dirinya sendri.
Setelah sadar akan kesalahannya, Risma mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat taubat.
“ Ya Allah, segala puji bagi Engkau yang telah menyadarkan hamba dari perbuatan keji sehingga hamba bisa kembali ke jalan Mu kembali. Aku membuat harapan kepada salah satu hamba Mu, namun Engkau mematahkan harapan hamba dengan memberi luka pada harapan itu sendiri. Engkau tidak ingin hamba berharap kepada selain Mu,terimakasih atas hidayah ini ya Allah. Terimakasih juga karena Engkau tidak meninggalkan hamba atas apa yang telah hamba lakukan kepada Mu “.
Air mata yang berjatuhan pertanda bahwa ucapan Risma tulus, dan ia benar benar ingin bertaubat.
Kejadian itu memberikan banyak hikmah bagi Risma. Ia lebih berhati hati dalam bertindak. Selain itu benteng keimanan Risma semakin kokoh. Ia tak ingin jatuh dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya. Risma juga semakin istiqomah dalam menjalankan ibadah kepada Allah, mentaati perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
Dari perjalanan hijrah Risma temanku, aku mendapatkan banyak sekali ibrah…. ketika semua orang meninggalkan kita, hanya Allah yang membersamai kita. Ketika seseorang tidak memaafkan kesalahan kita, Allah maha pengampun dan penerima taubat. Ketika kita berharap kepada makhluk, saat itulah Allah cemburu dengan makhluk-Nya.
Tak ada yang salah dengan cinta sebab rasa itu merupakan anugerah dari Yang Kuasa. Namun sewaktu-waktu cinta bisa menyebabkan manusia lupa segalanya manakala ia memperturutkan hawa nafsunya. Cinta sejati hendaknya mendekatkan pada Sang Maha Cinta bukan menjauhkan.
“Cinta yang tumbuh atas dasar keimanan, kesalehan, dan kemuliaan akhlak akan senantiasa bersemi. Tak lekang oleh waktu, takkan rapuh oleh sinar matahari, tidak pula luntur oleh air hujan, dan tidak akan putus meski ajal telah menjemput. Cinta inilah yang suci dan abadi. Bersabarlah, hingga tiba masa dimana Allah menyatukan hati dua insan dalam ikatan janji suci, mitsaqan ghalizan.”
Wahai teman pejuang hijrah,
Tetap semangat walaupun goyah
Jangan sampai kita menyerah ,
Hanya karena bisikan setan nyata
Keluhkan masalah,
Kepada Sang Pendengar doa,
Tuangkan kisah,
Dalam tulisan takwa,
Raihlah surga,
Dengan ibadah kepada Allah semata.
The End
Cemburunya Sang Maha Cinta Cerpen karya Nafisa Almara, siswi XII IPA SMA Muhammadiyah 4 Andong