Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Hallo sobat SMADIPA dimanapun berada, semoga sehat dan semangat selalu yaa. Masih ingatkan nasehat presiden kita Bung Karno dulu? Beliau pernah bilang,
“Gantungkan cita-citamu setinggi langit, bermimpilah setinggi langit!”
Ungkapan itu beliau tujukan untuk membakar semangat generasi muda agar berani bermimpi. Sejak kecil dulu seringkali bukan, kita ditanya tentang hal itu oleh orang tua dan guru-guru kita.
“Nak, nanti jika sudah besar kamu ingin jadi apa, apa cita-citamu”?
Nah loh,,, bagi kalian sobat SMADIPA yang kebanyakan adalah generasi muda, semakin bertambahnya usia kalian pertanyaan ini mungkin sudah jarang ditanyakan oleh orang tua ataupun guru kita, namun malah ditanyain sama diri kita sendiri…
“Sebenernya aku mau jadi apa sih? Apa yang mau aku lakukan dalam hidup? Ke arah mana tujuan hidupku ya nantinya?”
Udah mulai bingung nieh … hehehe
Bicara mengenai cita-cita dan tujuan hidup memang bukan perkara mudah, belum lagi untuk menjalani dan mewujudkannya, itu akan jadi perkara yang jauh lebih rumit lagi.
Jika waktu kecil kita ditanya cita-citanya mau jadi apa, mungkin dengan entengnya kita bisa jawab (misalnya) jadi pilot. Sekarang bagi kalian yang masih SMA, bicara soal “aku mau jadi pilot” bukanlah sekadar menjawab pertanyaan basa-basi.
Karena di usia segitu, kalian sudah harus mulai memikirkan hal-hal yang lebih konkrit supaya bisa beneran jadi pilot. Contoh:
Kamu harus merenungkan baik-baik apakah kamu sanggup jadi pilot, sanggup terbang di ketinggian, sanggup diberi tanggung jawab atas nyawa para penumpang, sanggup menghitung kecepatan dan ketepatan serta resiko yang harus diambil dalam keadaan darurat, harus fasih bahasa inggris, fisikmu harus memenuhi syarat, belum lagi biaya sekolah pilot yang relatif mahal dan sebagainya..
Terlepas dari itu semua, berani bermimpi dan bercita-cita setinggi langit tentu hal yang baik. Tapi keberanian untuk bermimpi itu juga harus disertai dengan strategi yang mantap pula agar cita-cita kalian dapat terwujud.
Nah, dalam artikel kali ini, admin mau share beberapa strategi, terkait tentang bagaimana cara kita merancang impian/cita-cita/tujuan yang jelas, konkrit, terukur, realistis, dan juga bagaimana sebaiknya sikap kita dalam proses untuk merealisasikan hal tersebut.
Bangun impianmu dengan SMART Strategi!
- Specific
- Measurable
- Action-Oriented
- Realistic
- Time-Oriented
1. Make it more Specific!
Pada saat kita menentukan arah tujuan kita, hal pertama yang harus kita pastikan adalah tujuan itu harus spesifik. Karena kebanyakan orang pada umumnya, membuat tujuan yang terlalu general, misalnya dalam menentukan tujuan jangka panjang “Aku mau menjadi orang sukses!”.
Nah, we have to be specific here. Ketika kamu nentuin bahwa apa yang kamu mau adalah “jadi orang sukses”, kamu harus mendefinisikan dengan lebih jelas lagi, emang “sukses” itu apa, sih? Punya banyak uang? Punya kekuasaan dan pengaruh atas banyak orang? atau apa? Setiap orang punya definisi sendiri-sendiri tentang kesuksesan.
Nah, semakin kamu belibet ngomongin tentang apa yang kamu mau, dan semakin banyak hal-hal yang kamu butuhin untuk mencapai apa yang kamu mau, artinya rencana awalmu itu belum cukup spesifik.
Mungkin aja, kamu sebenernya tujuan kamu gak bisa secara mudah direpresentasikan oleh kata “sukses”, tapi setelah kamu renungkan, tujuan kamu sebetulnya sederhana, yaitu (misalnya) memiliki penghasilan di atas 20 juta per bulannya. Nah kalau gini kan jadi lebih spesifik.
Contoh lainnya misalnya tujuan kamu (kali ini bersifat jangka pendek) “aku mau jago berbahasa inggris!”
Nah, tujuan ini bisa lebih dijabarkan lagi pada hal-hal yang lebih spesifik. Misalnya kamu coba uraikan 4 keterampilan berbahasa Inggris, yaitu nulis (writing), baca (reading), denger (listening), dan berbicara (speaking).
Dari keempat keterampilan berbahasa ini, kamu mau fokusin di keterampilan yang mana? Jika kamu ingin jago di semua keterampilan tersebut? Sah-sah aja! Coba kamu urutkan sejauh ini kamu paling jago di keterampilan yang mana, dan paling lemah di mana.
Di situ kamu bisa bikin prioritas dan tau kira-kira di mana kamu harus investasikan waktu dan energi kamu lebih banyak untuk mengasah masing-masing keterampilan tersebut. Dengan merancang tujuan yang lebih spesifik, kamu bisa lebih jeli melihat upaya-upaya yang tepat untuk mewujudkan tujuan tersebut..
2. Make sure your goal is Measurable!
Pastikan kamu punya tolak ukur dan indikator yang jelas terkait sama hal yg mau kamu capai. Kalo (misalnya) kamu mau jadi orang ‘kaya’, jadikan kekayaan itu bisa diukur dengan jelas.
‘Kaya’ itu seberapa kaya? Apakah punya uang seratus juta rupiah itu menurut kamu udah bisa dianggap kaya? atau satu milyar, sepuluh milyar, seratus milyar, berapa? Sama hal juga dengan tujuan-tujuan jangka pendek yang lebih spesifik, jadikan semua itu terukur dan punya indikator yang jelas, misalnya :
‘Aku mau kuliah aku lancar dan lulus dengan nilai bagus’
jadikan lebih terukur dan punya indikator yang jelas jadi kayak gini…
‘Aku mau lulus kuliah 4 tahun dengan nilai IPK minimal 3.00’
Okay, sekarang kebayang kan maksudnya ‘measurable‘ itu apa? Jadikan setiap tujuan kamu itu bisa terukur dan punya indikator yang jelas! Pada contoh yang pertama, aku merubah kata-kata “lancar” dan “bagus” dengan membuat 2 indikator yaitu waktu “lamanya proses kuliah” dan “nilai IPK”.
3. Can you put it into Action?
Okay, setelah kamu membuat tujuan kamu secara spesifik, terukur, dan punya indikator yang jelas. Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa tujuan kamu ini bisa diuraikan menjadi langkah-langkah yang jelas bentuk aktivitasnya seperti apa.
Ini merupakan salah satu elemen yang paling penting sekaligus paling sering diabaikan. Kalo kita menentukan tujuan udah oke, terukur, dan punya indikator tapi bentuk aktivitasnya gak jelas juga percuma aja.
Sebagai cerita selingan aja nih, ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh beberapa psikolog pendidikan mengenai performa akademik dari mahasiswa-mahasiswa di Universitas McGill.
Nah, si psikolog ini pengen nyari tau : Apakah peningkatan performa nilai akademis punya korelasi yang tinggi jika mahasiswa bener-bener nyusun, menjabarkan dengan detail, dan mikirin langkah tahap demi tahap untuk meningkatkan nilai-nilai mereka.
Jadi, psikolog ini mengambil sampel dari 85 mahasiswa yang IP-nya di bawah 3.00 (kita asumsikan saja bahwa IP di bawah 3.00 itu tergolong mahasiswa yang kurang berprestasi).
Dari 85 mahasiswa itu, kemudian dibagi nih jadi dua kelompok dengan proporsi orang yang sama. Satu kelompok disuruh untuk menjabarkan hal-hal spesifik apa yang perlu mereka lakukan untuk meningkatkan performa akademis mereka, dan satu lagi nggak disuruh untuk ngelakuin hal tersebut.
Hasilnya? Kelompok yang diminta untuk nyusun, menjabarkan dengan detil, dan mikirin performa akademik mereka, memiliki IP yang meningkat secara signifikan di semester selanjutnya daripada yang gak disuruh ngapa-ngapain!
Kesimpulannya gimana? Ternyata dengan menjabarkan hal tersebut, mereka jadi tau mereka harus ngapa-ngapain aja untuk meningkatkan nilai akademis mereka, mereka butuh apa aja, dan mereka juga jadi punya gambaran yang semakin jelas terkait apa yang akan mereka lakukan.
”Semakin jelas rencana dan step-step yang akan kamu lakukan, maka akan semakin besar pula peluang kamu untuk mendapatkan tujuanmu. Tidak ada lagi tuh pertanyaan “duh habis ini aku harus ngapain ya?”
Bentuk aktivitas itu kesannya mungkin sepele tapi justru jadi kunci utama untuk mewujudkan tujuan kamu.
Contohnya, misalnya tujuan kamu adalah untuk bisa lolos seleksi SBMPTN atau UM supaya bisa kuliah di PTN impian kamu. Tujuannya udah cukup spesifik, indikatornya juga jelas, action-nya gimana?
- Pikirkan berapa banyak bahan materi yang perlu kamu pelajari untuk ujian seleksi SBMPTN dan UM
- Buatlah jadwal belajar yang ketat sesuai dengan waktu yang tersedia
- Buat target try out sesuai dengan passing grade jurusan yang jadi tujuan kuliah kamu
- Belajar yang rajin dan tekun, serta pastikan semua materi yang diperlukan bisa dipelajari dengan batas waktu yang tersisa.
- Upayakan try out sebelum SBMPTN selalu mencapai target passing grade minimal untuk tembus di jurusan yang kamu inginkan, dsb…
Naaah… kalau kamu bisa menjabarkan apa aja aktivitas yang perlu kamu jalani untuk mencapai tujuan kamu, kan jadi jauh lebih jelas arah action-nya kemana.
Usaha dan waktu kamu juga jadi lebih terarah untuk melakukan aktivitas-aktivitas sesuai dengan tujuanmu, sekaligus menjadikan aktivitas tersebut sebagai hal prioritas dibandingkan aktivitas lain dalam keseharianmu.
4. Be Realistic!
Terlepas dari apapun tujuan kamu, pastikan hal itu sesuatu hal yang realistis. Realistis di sini bukan bermaksud discourage kamu supaya jangan punya mimpi yang setinggi langit yah.
‘Menentukan tujuan dengan realistis maksudnya adalah menentukan target yang wajar dalam setiap langkah-langkah yang perlu kamu ambil dalam upaya mewujudkan impian kamu.’
Jangan belum apa-apa udah muluk mematok target yang terlalu tinggi, nantinya proses upaya kamu semakin ngawang-ngawang.
Contoh, tujuan jangka panjang kamu adalah: menjadi musisi Indonesia yang sukses dengan total penjualan album menembus 1 juta kopi!
Dalam upaya untuk mewujudkan impian kamu ini, jangan sampai belum apa-apa kamu sudah buru-buru ikut audisi, rekaman bikin album, terus bersaing dengan band-band dan musisi ngetop Indonesia.. ya pasti kamu akan kalah sama para musisi lain yang udah jauh lebih berpengalaman.
Kamu harus lebih realistis untuk menentukan langkah dan target-target awal yang harus kamu raih. Misalnya untuk awal-awal target kamu (yang realistis) adalah: bikin youtube channel lalu rekam diri kamu sendiri bermain musik, targetkan per video minimal 10.000 views dan 90% komentar dari audience positif terhadap karya musik kamu.
Nah, baru setelah kamu sukses dengan langkah awal ini, kamu baru bisa punya target-target baru yang lebih tinggi (tapi tetap realistis) dengan kapasitas kamu yang sekarang.
Dalam arti yang lain,
‘Menjadi realistis juga bisa diartikan dengan menyesuaikan target-target awal kamu dengan mempertimbangkan segala sumber daya di sekitar kamu yang bisa dengan relatif mudah kamu jangkau.’
Sumber daya yang dimaksud ini bisa jadi uang, waktu, tenaga, koneksi, peluang, lingkungan pergaulan yang mendukung, akses pada peralatan yang mendukung, dan sebagainya.
Dalam konteks contoh menjadi musisi tadi, mungkin upaya untuk langsung masuk ke dapur rekaman belum realistis untuk sekarang karena kamu belum punya sumber daya (koneksi, populeritas, uang dll) untuk bisa masuk ke dapur rekaman.
Sementara itu, untuk langkah dan target awal, kamu bisa memanfaatkan teknologi dengan upload karya musik kamu di youtube atau di soundcloud. Baru setelahnya kamu menargetkan sesuatu yang lebih tinggi.
5. Time-Oriented!
Element terakhir dari SMART adalah Time atau Waktu. Setelah kamu punya tujuan yang spesifik, terukur, realistis, dan aktivitas yang jelas. Langkah berikutnya kamu harus punya target waktu yang jelas!
“Sadari bahwa waktu kamu di dunia ini terbatas, dan kamu tidak mungkin bisa melakukan segala hal yang kamu inginkan. Oleh karena itu, tentukanlah prioritas!”
Yap! waktu kamu memang terbatas! that’s why kamu harus punya tolak ukur waktu yang jelas juga untuk setiap aktivitas dan tujuan kamu. Dari mulai kapan kamu mau mulai melakukan hal itu, sampai kapan target waktu yang kamu tentukan agar tujuan kamu tercapai.
Misalnya, kamu punya tujuan untuk bisa fasih dalam berbahasa Inggris. kamu udah tentuin aktivitas yang jelas untuk mencapai tujuan kamu itu, dari mulai belajar grammar, vocab, membiasakan diri dalam dengerin orang ngomong Inggris (listening), baca buku bahasa inggris (reading), sampai berani nulis (writing) dan ngomong pake bahasa inggris (speaking).
Tapi terlepas dari semua langkah dan serangkaian aktivitas itu, kalau tidak ditentukan oleh batasan waktu yang jelas… seringnya bakalan molor terus dan akhirnya beneran tidak tercapai.
Jadi langkah terakhir yang perlu kamu lakukan adalah menentukan kapan kamu mulai melakukan aktivitas tersebut, dan kapan target waktu kamu untuk mencapai hal itu semua. Dengan kamu memiliki target waktu yang jelas. kamu jadi bisa evaluasi diri kamu sendiri secara berkala, sudah sejauh mana proses kamu dalam mewujudkan impian dan cita-cita kamu?
‘Terakhir yang menjadi inti dari segala inti adalah BERDOA dan mohon restu kepada orang tua dan guru.’
Well,, demikian tips yang bisa admin share ke sobat SMADIPA semua. Semoga bermanfaat dan wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh..
Reference: zenius.net